Mimpi
selangit didasari dengan hasrat malas untuk mewujudkannya adalah KESALAHAN
BESAR DALAM HIDUP GUE. Andaii waktu bisa terulang kembali, gue mau rajin
belajar mencintai apa itu zona tidak nyaman, apa itu pelajaran susah tingkat
dewa, gue mau gali lagi ilmu agama gue yang masih sangat kurang, gue mau rajin
baca, gue mau lebih menghargai waktu dengan maksimal, gue mau lebih mencintai
dan menghormati ibu gue, dan banyak lagi yang gue mau perbaiki dalam diri gue
buat capai mimpi selangit gue itu. Tapi
apalah daya gaada yang bisa disalahkan selain merenungi semua itu
memperbaikinya diusia 19th. Bicara tentang mimpi akan terasa mudah diucapkan
jika dibarengi dengan niat dan keinginan besar sebaliknya akan terasa sulit
diucapkan jika dibarengi mindset dangkal.
“Percaya akan sebuah impian dan tindakan tanpa
banyak wacana”. Itu yang seharusnya gue niatkan, langsung praktek dan
mewujudkannya. Gue percaya akan kekuatan mimpi tapi gue harus akui gue masih takut. Takut salah, takut gagal,takut
gak didukung,dll. yaaa rasanya rasa takut itu mengeliling pikiran gue, bukan
Cuma itu meskipun gue coba untuk tidak takut semuanya gue suka mikir gimana
caranya gue mewujudkan mimpi gue dengan kemampuan yang minim? Harus mulai
darimana gue melangkah? Hmmm rasanya terlalu naif jika gue jawab gue punya
keberanian dan tekad kuat. Tapi kenapa harus naif? Gue harus tuh
mengimplementasikan keberanian dan tekad
gue dalam konteks yang yang lebih menantang, yang resikonya lebih tinggi dan
bisa menghasilkan output yang besar. Gue harus mulai memaksakan apa yang baik
buat mimpi gue kedepan meskipun sulit, action secara bertahap dan konsisten,
serta siap akan segala resiko. Jadi? Apa
sebenarnya isi dari tulisan ini? Disini gue mengeluh akan kekurangan gue.
Disisi lain gue coba memotivasi diri gue? . yaaa gue anggap tulisan ini adalah
“cerminan”. Yaaa walaupun gue yakin banyak orang yang setelah baca tulisan ini
bilang “sering bercermin tapi kok gak action action” gue terima itu, itu
konsekuensi gue buat jadi penulis. Ketika tulisan gue diragukan banyak orang
gue Cuma bisa berdoa “ya Allah sukseskanlah aku diatas keraguan oranglain dan
hebatkanlah aku diatas mereka yang menyombongiku”aamiin. Paling tidak dengan
gue menulis ini gue berada 1 level diatas mereka yang Cuma bisa kritik tanpa
bercermin kepada dirinya sendiri. Karena gue yakin tulisan ini akan jadi saksi
hidup gue dimasa depan nanti, dan gue yakin tulisan ini akan jadi pengingat
buat gue ketika gue putus asa dalam menggapai mimpi. Percaya akan impian dan
mewujudkannya adalah mindset yang harus gue tanam dalam diri gue sejak
sekarang. Lets begin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar